
Hafi mengatakan, tahun sebelumnya, Donomulyo tidak masuk dalam data wilayah kekeringan, tapi tahun ini masuk dalam daftar. “Warga sudah mengalami kesulitan air bersih ini sejak beberapa hari terakhir,’’ katanya.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya tidak tinggal diam. BPBD mulai menyuplai air bersih di wilayah ini. Suplai air bersih menjadi tugas pihaknya, agar masyarakat tidak kekurangan air bersih.
Sebelumnya, suplay air bersih tersebut sudah dilakukan di tiga dusun Desa Wonorejo, Singosari yang kali pertama mengalami kekeringan Dusun Blandit Barat, Blandit Timur dan Dusun Banyol. Setiap harinya, pihaknya mengirimkan sekitar 5000-10000 ribu liter air ke daerah ini. “Rata-rata untuk daerah yang mengalami kekeringan, kami mengirimkan antara 5000-10000 liter air bersih. Tujuannya agar masyarakat sekitar tidak kesulitan air bersih,’’ ungkapnya.
Meluasnya, daerah yang mengalami kekeringan ini disebabkan tidak adanya sumber air yang bisa digali untuk sumur bor. Kalaupun ada, sangat dalam, sehingga warga maupun pemerintah lebih memilih untuk memasok air bersih di beberapa kawasan itu, terutama di tiga dusun yang kekeringan. Untuk memperlancar pasokan air bersih ke sejumlah wilayah kekeringan tersebut, BPPD menyiapkan 6 tanki.
"Kami bekerja sama dengan PMI, PDAM dan Dinas Cipta Karya dengan harapan kebutuhan air bersih di wilayah kekeringan bisa terjangkau dan terlayani dengan baik," ujarnya.
Hafi mengaku untuk memasok air ke lingkungan yang mengalami kekeringan ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun begitu, pihaknya juga tidak kesulitan, lantaran masih memiliki dana anggaran. “Kami memiliki anggaran dana siap Rp 1 miliar. Sudah berkurang Rp 600 juta untuk pemulihan wilayah akibat letusan Gunung Kelud. Sisa dana itulah digunakan untuk pemenuhan air bersih ini,’’ urainya
Sumber : http://www.malang-post.com/