Friday, August 29, 2014

Ajak Masyarakat Aktifkan Kembali Siskamling

MALANG- Polres Malang berupaya terus mengantisipasi tindak kejahatan dan pergerakan organisasi radikal seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Salah satunya gencar melakukan sosialisasi bahaya organisasi radikal itu. Kepolisian juga menghimbau masyarakat untuk waspada dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Kasat Binmas Polres Malang AKP Dwiko Gunawan mengatakan, masyarakat juga harus berperan aktif untuk membuat lingkungan sekitarnya kondusif. “Caranya, masyarakat harus guyub rukun dan kembali mengaktifkan siskamling. RT harus membuat wajib lapor bagi pendatang atau tamu yang bermalam 1X24 jam,” ujarnnya.
Dia menambahkan, prihatin banyak masyarakat Kabupaten Malang terutama di lingkungan perumahan dan dekat perkotaan yang sudah mengabaikan hal tersebut. Padahal menurutnya, siskaming dan wajib lapor 1X24 jam itu mempunyai banyak manfaat untuk mengantisipasi sejak dini terjadinya gangguan keamanan.
“Pemkab Malang sudah mempunyai Peraturan Bupati yang mengatur pendatang atau tamu yang bermalam harus lapor. Hal itu sudah ada ketetapan hukumnya,” kata mantan Kasubag Humas Polres Malang Kota ini. 
Untuk itu, pihaknya telah menghimbau kepada masyarakat untuk mengaktifkan kedua hal tersebut. Selain itu, satuannya telah memaksimalkan peran Babinkhamtibmas untuk terjun ke masyarakat melakukan moitoring terhadap pendatang dan tamu yang menginap. “Untuk di desa-desa, kami selalu berkoordinasi dengan tiga pilar, Kades, Babinsa dan Babinkamtibmas untuk melakukan pendataan bagi para pendatang,” terangnya.
Pihaknya saat ini juga tegah gencar melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolahan terhadap potensi gangguan keamanan maupun perkembangnya organisasi radikal. Sosiliasasi tersebut kata dia, diprioritaskan kepada sekolah tingkatan SMP hingga SMA sederajat. Lembaga pendidikan lainnya dan perguruan tinggi juga dilakukan sosialisasi.
“Fungsi dan tugas Satuan Binmas Pores Malang ini terus kami maksimalkan. Utamanya untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan terhadap masyarakat,” terang perwira pertama (Pama) dengan tiga balok di pundaknya ini. (big/aim)


Sumber : http://www.malang-post.com/malang-raya/metro-raya

Jalan Sehat HUT RI ke-69

Ikutilah jalan sehat dalam rangka memperingati HUT RI ke-69 dan peresmian KIM Tunas Muda Desa Sumberrejo. Yang akan dilaksanakan pada :
  • Hari          : Sabtu 
  • Tanggal     : 30 Agustus 2014
  • Jam           : 07.00 WIB - Selesai
Dapatkan ratusan doorprice,  3 unit kompor gas, 3 unit dispanser dan hadiah utama 1 unit TV 29"





Karang Taruna Tunas Karya

Thursday, August 28, 2014

Solar Bersubsidi Langka di Malang, Antrean di SPBU Mengular


KOMPAS.com/Yatimul AinunAntrian truk dan mobil dalam pembelian BBM solar bersubsidi yang mengalami kelangkaan di salah satu SPBU di Kabupaten Malang, Senin (25/8/2014).

MALANG, KOMPAS.com - Bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi langka. Di puluhan SPBU di wilayah Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu), Jawa Timur, kelangkaan itu terasa dan dapat dilihat dari panjangnya antrean di SPBU.

Banyak pihak mengaku merugi. Berdasarkan pantauanKompas.com, terjadi antrean mengular di SPBU 5465146, Talangagung, Kabupaten Malang. Puluhan truk dan mobil pribadi antre menunggu giliran pembelian solar bersubsidi.

Demi menjaga hal yang tidak diinginkan, SPBU setempat dijaga oleh puluhan personel kepolisian Polres Malang. Polisi juga ikut serta menertibkan antrean. "Di SPBU ini sudah sejak Sabtu (23/8/2014) malam sudah tak ada pengiriman," kata Alam Prasetyo, pengawas di SPBU setempat, Senin (25/8/2014).

Menurut Alam, BBM solar bersubsidi mengalami kelangkaan karena ada pembatasan pengiriman dari pihak PT Pertamina. "Saya tidak tahu apa alasan ada pembatasan pengiriman," kata dia.

Biasanya, kata Alam, pengiriman di hari normal, per harinya sebanyak 8.000 liter. "Sekarang sudah dua hari sekali. Kadang tiga hari sekali pengirimannya. Akibatnya terjadi kelangkaan dan jika sudah datang langsung diserbu pembeli," kata Alam.

"Nanti jam 17.00 WIB, sudah ludes terjual. Besoknya sudah tidak ada dan habis tidak menjual. Begitu juga yang terjadi di hampir seluruh SPBU yang ada di Kabupaten Malang. Saya tidak tahu apa alasan pengiriman dikurangi. Pertamina yang tahu," kata Alam.

Sementara, selain BBM Solar bersubsidi, tidak ada kelangkaan dan tetap normal. Hal ini karena pengirimannya juga normal tidak ada masalah. "Kita memang sejak awal tidak melayani pembelian menggunakan jeriken. Tapi pembelian tidak kita batasi. Karena memang tidak ada aturan pembatasan pembelian," uja Alam lagi.

Dengan kelangkaan dan banyaknya antrean di beberapa SPBU di wilayah Malang Raya, Alam berharap, PT Pertamina bisa memberlakukan pengiriman secara normal.

Sementara itu, Sugeng Hariyanto, seorang sopir truk yang sudah satu jam berada di barisan antrean, mengaku tidak bisa bekerja. "Biasanya sehari saya bisa angkut pasir tiga kali. Sekarang sudah tidak bisa. Karena harus antre nunggu solar. Cari ke banyak SPBU habis," kata dia.

Sugeng mengeluhkan Pertamina yang mengurangi pengiriman solar bersubsidi yang berakibat pada terjadinya kelangkaan. "Saya tidak tahu apa maksud Pertamina dan pemerintah. Kami rakyat kecil masih disiksa seperti ini. Orang yang kaya enak," keluh dia.

Kekosongan BBM solar bersubsidi tak hanya terjadi di wilayah Talangagung. Di wilayah Kecamatan Turen, Bululawang, Wajak dan di Kota Malang juga banyak SPBU yang memasang tulisan "Solar Bersubsidi Habis". 


Sumber :http://news.liputan6.com/

Wednesday, August 27, 2014

DISKOMINFO JATIM GELAR TEMU WICARA KIM

Dinas Komunikasi dan Informatika Prov Jatim menggelar temu wicara Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), dengan tujuan untuk menyamakan persepsi sekaligus wadah koordinasi dan komunikasi antar anggota KIM dan juga dengan Pembina KIM se-Jatim.
Kepala Bidang Pemberdayaan Teknologi Informasi dan Komunikasi,Diskominfo Jatim, Mardiono, Selasa (26/8) mengatakan, secara kuantitas jumlah KIM terus bertambah, dari data terakhir (11 Juni 2014) tercatat ada 1.146 KIM dengan jumlah anggota 22.329 orang. Jumlah yang demikian besar tentu memiliki potensi yang besar pula jika dikembangkan dengan baik.
Namun saat ini masih terdapat permasalahan dan problematika yang dihadapi di antaranya, menurut kelembagaan KIM masih belum memiliki susunan kepengurusan dengan baik. Sementara mengenai kemandirian, kelembagaan yang masih terus berbenah sehingga berpengaruh pada kemadirian KIM. Sedangkan kondisi lain yang masih harus terus dikembangkan yakni membangun jejaring, sehingga mempermudah koordinasi dan komunikasi antar KIM.
Dikatakannya, dari permasalahan tersebut dikarenakan belum adanya standardisasi pengelolaan dan pemberdayaan KIM. “Kita berharap dari pertemuan ini dapat menciptakan program-progam strategi yang menjadi acuan kita dalam pengembangan dan pemberdayaan KIM ke depan,” katanya.
Kegiatan ini mengambil tema “Melalui Forum Kim Jawa Timur Kita Bangun Sinergitas Kim Dan Telecenter Dam Mewujudkan Masyarakat Informasi Yang Mandiri”. Sesuai dengan tema tersebut diharapkan kerjasama antar KIM dan telecenter bisa berlanjut hingga level terbawah.
“Karena KIM yang memiliki muatan informasi dan komunikasi memerlukan telecenter yang memiliki teknologi dan komunikasi untuk menyebarluaskan muatan informasi. Begitu juga telecenter memerlukan KIM untuk member nilai agar lebih bermanfaat bagi masyarakat luas,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Diskominfo Jatim menyampaikan selamat atar terbentuknya Forum KIM Jatim yang beranggotakan perwakilan pengurus KIM se-Jatim. Salah satunya yakni bersama Diskominfo akan melakukan berbagai kegiatan yang sifatnya strategis maupun praktis guna mendukung dan memberdayakan KIM se-Jatim.

Sumber : http://kominfo.jatimprov.go.id

Forum KIM Jawa Timur













Tuesday, August 26, 2014

Alternatif Aktivitas Pengelolaan Informasi di Masyarakat

Materi bapak Suko Widodo Dosen Universitas Airlangga dalam Temu Wicara KIM Jawa Timur di Kantor Depkominfo Jawa Timur pada hari Selasa, 26 Agustus 2014 yang bertema “Alternatif Aktivitas Pengelolaan Informasi di Masyarakat”.
Masyarakat industri yang saat itu giat bekerja dalam pabrik - pabrik dengan bahan baku fisik akan bergeser menjadi masyarakat informasi yang mengandalkan teknologi dan kemampuan dalam mengelola informasi (Daniel Bell).
Daniel Bell, seorang ahli sosial  pernah memaparkan pikiran di atas, dan apa yang pernah dikemukakannya itu kini terwujud. Masyarakat industri, telah bergeser menjadi masyarakat informasi, yakni suatu masyarakat yang melaksanakan aktivitas politik, ekonomi, maupun budaya dengan cara menciptakan, menggunakan, membagikan, serta memanipulasi informasi. Dalam mengelola informasi, masyarakat informasi menggunakan bantuan teknologi informasi. Maka, masyarakat informasi sering disebut masyarakat digital. Jika dalam masyarakat industri, kemampuan membaca dan menulis alias melek huruf menjadi wajib yang dimiliki oleh masyarakatnya, maka dalam masyarakat informasi kemampuan melek teknologi menjadi syarat utamanya untuk bisa bertahan.
Pergeseran menuju masyarakat informasi ini juga memiliki pengaruh yang kuat bagi media massa. Dapat dilihat, media massa dewasa ini bersifat interaktif di mana pengguna dapat turut memberikan umpan balik bahkan menjadi narasumber. Tentu saja hal ini didukung oleh semakin berkembangnya teknologi, misalnya kini banyak portal-portal berita yang menyajikan informasi yang dapat diakses dengan mudah lewat gadget dan memungkinkan penggunanya untuk memberi saran atau komentar secara online.
Secara keseluruhan, ciri-ciri dari masyarakat informasi adalah:
§   Kebutuhan yang tinggi akan informasi dalam kehidupan dan dalam organisasi.
§    Menggunakan teknologi informasi dalam berbagai kegiatan.
§   Pertukaran data secara digital jarak jauh.
§   Mengumpulkan,mengolah dan memanfaatkan informasi untuk pengambilan      keputusan
Masyarakat informasi ini kemudian dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan peran mereka:
1.  Pekerja output yang menciptakan suatu informasi atau dalam hal ini adalah pengetahuan. Contohnya adalah ilmuwan, pengajar, dan penulis.
2.  Pihak yang mengumpulkan informasi kemudian mengoordinasikan dan menyebarkannya. Contohnya adalah reporter dan editor.
3.  Pihak yang mengoperasikan teknologi informasi yang menjadi sarana dari kedua kategori sebelumnya. Contohnya adalah operator komputer dan teknisi yang memasang pesawat televisi.

Berkembangnya teknologi informasi membuat informasi menjadi suatu komoditas utama yang begitu mudah diakses. Akibatnya tidak selalu positif, misalnya penyebaran informasi yang seharusnya rahasia seperti dokumen negara atau soal ujian negara atau pembajakan film untuk mencari keuntungan beberapa pihak. Semua seakan tidak terkontrol. Dalam hal ini, masyarakat informasi sendirilah yang seharusnya berperan sebagai pengguna sekaligus pengontrol. Bila masyarakat menyadari dan mampu menyeleksi informasi dengan baik, tentu dengan sendirinya penyalahgunaan teknologi informasi akan berkurang.

Kelompok Informasi Masyarakat
Jika kita sepakat mendefinisikan bahwa kelompok informasi masyarakat (KIM) sebagai sebuah kerjasama antar individu yang beraktivitas dalam pengumpulan, pengolahan dan penyebaran informasi, maka peran KIM lebih dalam posisi sebagai lembaga media. Apakah ini pilihannya? Apakah ini akan menghasilkan nilai profit atau non-profit? Jika profit bagaimana mewujudkannya dan jika non-profit siapa yang mendukung pembiayaan aktivitas KIM?
Pertanyaan-pertanyaan kritis perlu dikedepankan, agar eksistensi KIM bukan sekedar organisasi lomba atau etalase pencitraan pemerintahan/ politik belaka. Karena jika dasarnya hanya untuk lomba atau citra pemerintahan, maka eksistensi KIM takkan pernah bisa memberi kontribusi apapun bagi mayarakat.
Dalam pandangan saya pribadi, untuk sementara ini ada 3 kemungkinan yang bisa mewujudkan eksistensi KIM dengan orientasi berbeda-beda; sebagaimana matriks dibawah:


No
Orientasi
Peran dan Fungsi
1
KIM sebagai Lembaga Media
§  Perannya sebagai pengelola informasi (mencari, mengedit dan menyebarkan)
§  Berfungsi sebagai pusat media masyarakat
§  Sumber dana dari sponsorship
2
KIM sebagai Lembaga Sosial-Non Profit
§  Perannya sebagai lembaga sosial masyarakat
§  Berfungsi sebagai penjaga nilai sosial kemasyarakatan
§  Sumber dana dari sumbangan sosial
3
KIM sebagai Lembaga Ekonomi
§  Perannya sebagai lembaga usaha
§  Berfungsi untuk sarana usaha/ bisnis
§  Sumber dana mandiri


Tiga orientasi ini baru dalam tahap wacana, perlu dimatangkan untuk dapat dijadikan rujukan dalam pengelolaan dan pengembangan KIM. Tetapi dasar yang saya ajukan bahwa jika KIM ingin memiliki eksistensi, maka ia harus memastikan posisi dirinya sebagai apa? Karena jika tak ada posisi yang jelas dengan orientasi yang pasti, KIM terjebak dalam sandera sebagai organisasi lomba belaka.
Oleh karena itu, sebelum memastikan bentuk atau orientasi KIM – perlu dipahami karakter masyarakat yang berkembang saat ini. Sebagaimana diketahui, masyarakat Indonesia pada umumnya terdiri dari beragam karakter. Maksudnya, belum semua orang merasakan dirinya sebagai masyarakat informasi. Masih banyak masyarakat yang berada dalam karakter masyarakat industri, dan bahkan masyarakat pertanian. Dalam keadaan bercampur karakter tersebut, maka agak sulit memastikan posisi diri. Karena itu, untuk mewujudkan secara nyata peran dan fungsi KIM diperlukan kesepakatan dari para partisipannya.
Saat ini dan ke depan, era informasi semakin menguat. Era ini ditandai dengan optimalisasi sarana teknologi informasi yang massif dalam masyarakat. Semangat pikiran yang dikembangkan kini adalah: bagaimana memaksimalkan sarana teknologi informasi itu bermanfaat dan bersifat produktif bagi masyarakat. Apakah bermanfaat hanya sebagai pusat penyebaran pengetahuan (knowledge), atau ia menjadi pusat ekonomi atau pula sebagai lembaga sosial; semua tergantung pada para penggiatnya.

Selamat Berpikir, Berdiskusi dan menemukan solusi!!!!


Sunday, August 24, 2014

Potensi Komoditas Utama Pertanian, Perkebunan Dan Hortikultura

Karena Negara kita terkenal dengan Negara Agraris maka Desa Sumberrejo memiliki potensi dalam bidang utama yaitu pertanian, perkebunan dan Holtikultura.

  1. Komoditas Utama Tanaman Pangan
No
Jenis  Komoditas
Luas (ha)
Produktifitas (Kw/ha)
Produksi( Kw )
1.
Padi
55
69
3.795
2.
Jagung
32
50
1.600
3.
Kacang Tanah
5
9
45
4.
Ubi Kayu
7,5
230
1.725
  1. Komoditas Utama Tanaman Perkebunan
No
Jenis
Komoditas
Luas
(ha)
Produktifitas
(Kw /ha)
Produksi
( Kw )
1.
Tebu
925
750
69.3750
2.
Kopi
7,5
3,5
26.25
3.
Coklat*
32/10
4,0
40
4.
Kelapa *)
76
6.700
509.200

  1. Komoditas Utama Tanaman Hortikultura
No
Jenis  Komoditas
Jumlah
(phn)
Produktifitas (Kg /phn)
Produksi
( Kg )
1.
Lansep
825
35
28.875
2.
Durian
750
40
30.000
3.
Rambutan
983
55
54.065
4.
Alpokat
1.027
37
37.999

  1. Komoditas Utama Tanaman Kehutanan
No
Jenis Tanaman
Jumlah (ha)
Produktifitas (M3 /ha)
Produksi (M3)
1.
Jati
50
-
-
2.
Sengon
42
-
-
3.
Mahuni
10
-
-
4.
Akasia
3,5
-
-